A. Arsitektur GSM
Garis besar System for Mobile Telecommunication( GSM)
merupakan teknologi komunikasi mobile digital. GSM adalah
angkatan kedua dari standar sistem selular. Teknologi GSM
diaplikasikan pada komunikasi beranjak, spesialnya telepon
baca juga : Apa itu Desain Minimalis ?
baca juga : Kontraktor adalah, perbedaan kontraktor dan kontruksi
selular. Teknologi ini menggunakan gelombang mikro dan
pengiriman tanda dipecah yang dipecah bersumber pada durasi,
alhasil tanda hendak dikirim hendak hingga ke tujuan.
GSM ataupun Garis besar System for Mobile Communication
baca juga :Â Apa Itu Router serta Metode Membenarkannya Bila Terdapat Trouble?
Mengapa Negara kekurangan Insinyur atau Sarjana Teknik Sipil
Apa Sih EPC Itu
dipelopori oleh badan yang diucap Group Special Mobile
( GSM) yang dibangun oleh negara- negara di Eropa pada tahun
1982 dengan tujuan buat memastikan standard komunikasi
selular yang bisa dipakai di seluruh negeri Eropa. Pada
tahun 1991, GSM sah dijadikan standar telekomunikasi
seluler oleh ETSI( European Telecommunication Standard
Institute) buat semua Eropa.
Arsitektur dari GSM ditafsirkan pada Lukisan 1.
Lukisan 1. Arsitektur GSM
2) Rancangan Sistem Seluler
Sistem seluler bisa dikira selaku sesuatu daerah
layanan yang dipecah ke dalam sebagian wilayah kecil yang
diucap sel. Dalam wilayah layanan itu, klien dapat
beranjak dengan cara leluasa sembari berbicara tanpa terjadinya
pemutusan ikatan komunikasi. Dalam pemodelan, sel
umumnya ditafsirkan dalam wujud heksagonal( ataupun bentuk
lain) buat memudahkan deskripsi pada layout
perancanaan. Rancangan selular digambar pada Lukisan 2.
Riset Dini Pemograman Jumlah Keinginan BTS dalam Aplikasi Tower Bersama Telekomunikasi di Kota Palangka Raya( Ari Gram. P& Istas P)
271
Lukisan 2. Rancangan Seluler
Pada realitas di alun- alun, lukisan jangkauan sistem
selular lebih pada lukisan sel real di atas, dikarenakan
wujud area topografi yang tidak menyeluruh( adanya
perbukitan, ngarai, gunung, serta serupanya), alhasil dalam
pemograman lebih gampang memakai sel bentuk.
Sel ialah sesuatu zona jangkauan( coverage zona) dari
sesuatu radio base station. Bersumber pada besar jangkauan areanya,
sel dipecah jadi 3 tipe ialah Macro Cell( radius
5 kilometer),
Micro Cell( 3 kilometer≤ 5 kilometer), serta Pico Cell( radius< 1 kilometer).
3) Klise Frekuensi
Gelombang Reuse merupakan pemakaian gelombang yang sama
pada sel yang berlainan. Frequency reuse ini disebabkan
sebab terbatasnya pangkal energi gelombang yang digunakan
sedangkan permohonan buat jangkauan zona amat banyak dan
besar, alhasil dibuatlah sel- sel terkini dengan gelombang yang
sudah dipakai tadinya oleh sel lain.
Lukisan 3, mendeskripsikan rancangan konsumsi frequency
reuse pada komunikasi seluler.
Lukisan 3. Rancangan Frequency Reuse
4) Kapasitas Trafik BTS
Dengan cara biasa, trafik bisa didefinisikan sebagai
perpindahan data dalam wujud pulsa, gelombang atau
suara dari satu tempat ke tempat lain lewat alat jaringan
telekomunikasi. Kapasitas trafik ataupun lazim disingkat trafik
diucap selaku beberapa panggilan dari handphone yang dilayani
oleh beberapa saluran dengan mencermati lamanya waktu
serta jumlah panggilan. Besarnya trafik telekomunikasi diukur
dalam durasi, sebaliknya angka trafik dari saluran adalah
lamanya durasi yang diduduki dalam saluran.
Besarnya daya muat trafik didefinisikan selaku jumlah total
durasi pendudukan.
Dengan Penjelasan:
V= Daya muat trafik
n= Panggilan ke 1, 2, 3.
= lama durasi pendudukan panggilan ke n
5) Path Loss atau Propagasi
Dalam kalkulasi path loss, butuh dikenal terlebih
dulu area atau zona yang hendak dihitung path loss- nya,
apakah urban, sub- urban ataupun rural. Kalkulasi path
loss atau propagasi ialah kalkulasi rugi- rugi tanda pada
sesuatu rute khusus bersumber pada bentuk saluran.
Dalam riset ini, bentuk saluran yang dipakai adalah
bentuk Okumura Hata sebab mempunyai metode yang senantiasa dan
bisa dipakai buat wilayah urban, sub- urban serta rural.
( Molisch, 2011)
Buat area Urban:
Buat area Sub- urban:
Buat area Rural:
Dengan patokan yang dipakai dihidangkan pada Bagan 1.
Bagan 1. Patokan Bentuk OKUMURA- HATA
Patokan Catatan Urban Suburban
Gelombang Pembawa f 945 MHz 950 MHz
Besar Antena BTS hb 70 m
Besar Antena MS hektometer 1, 5 m
Jarak BTS dengan MS d 7, 5 kilometer( Kalteng, 2013)
Pangkal:( Molisch, 2011)
6) Base Transceiver Station( BTS)
BTS berperan selaku pengirim serta akseptor tanda dan
mempunyai wujud raga suatu menara ataupun tower yang
dilengkapi dengan antena selaku transceiver. Dalam
perencanaanya, sesuatu area bisa mempunyai banyak BTS
dengan ditopang dengan sebagian tower. Mutu sesuatu BTS
Jurnal Pos serta Telekomunikasi, Vol. 12 Nomor. 4 Desember 2014: 269- 278
272
didetetapkan oleh besar jangkauan serta tingkatan layanan trafik yang
diperoleh.
B. Perkembangan Jumlah Klien Seluler
Jumlah klien seluler ialah salah satu faktor
berarti dalam perencanan jaringan seluler. Ditaksir jumlah
konsumen seluler bisa dihitung dengan teledensitas, yaitu
analogi antara jumlah sambungan telepon dengan
jumlah penduduknya. Terus menjadi besar nilai teledensitas,
hingga hendak terus menjadi gampang dalam berbicara. Data
jumlah konsumen seluler bisa diamati pada Penanda TIK
Indonesia 2011 yang disusun oleh Departemen Komunikasi
serta Informatika Republik Indonesia.
Dengan anggapan teledensitas seluler sebesar x%, maka
bisa diperkirakan jumlah klien seluler sebesar:
Dengan Penjelasan:
P= Jumlah Konsumen Seluler
x%= Teledensi Seluler(%)
= Jumlah Masyarakat t Tahun Arsitektur GSM
C. Tower Bersama Telekomunikasi
Tower Telekomunikasi ataupun lazim diucap tower Base
Transceiver Station( BTS) ialah salah satu infrastruktur
pendukung penting dalam penajaan telekomunikasi.
Pembangunan tower telekomunikasi yang dilakukan
ialah wujud permohonan keinginan hendak cakupan
layanan telekomunikasi untuk warga. Tower bersama
telekomunikasi ialah sebutan yang diserahkan dari
penguasa selaku wujud penggunana menara
telekomunikasi dengan cara bersama- sama oleh penyelengara
telekomunikasi. Pemakaian tower telekomunikasi ini
bermaksud buat kemampuan serta daya guna pemakaian ruang
dengan senantiasa mencermati kelangsungan pertumbuhan
pabrik telekomunikasi.
Bersumber pada tempat berdirinya, tower melingkupi dua
tipe ialah tower yang dibentuk di atas tanah( green field)
serta tower yang dibentuk di atas gedung( roof maksimum).
Sebaliknya bersumber pada bentuk bangunannya, tower dibagi
jadi 3( 3) tipe, ialah: Arsitektur GSM
1. Tower Mandiri( Self Supporting Menara): Tower tipe
bisa berbentuk tower berkaki 4( rectangular menara) dan
tower berkaki 3( triangular menara).
2. Tower Terengang( Guyed Menara): Tower ini memiliki
bentuk yang nyaris serupa dengan tower mandiri.
Tower ini pula bisa berbentuk tower berkaki 4
( rectangular menara) serta tower berkaki 3( triangular
menara).
3. Tower Tunggal( Monopole Menara): Terdiri cuma dari
satu bagan batang atau pilar yang dibuat ataupun ditancapkan
langsung pada tanah serta tidak bisa dibuat diatas
gedung. Tower ini dibagi jadi menara
berpenampang bundaran( circular pole) serta menara
berpenampang persegi( tapered pole).
Salah satu bawah dari terjadinya regulasi mengenai
tower bersama telekomunikasi merupakan supaya tertatanya
penempatan pembangunan tower cocok dengan aturan ruang
area di sesuatu wilayah. Tower telekomunikasi merupakan
salah satu prasarana pendukung penting dalam
penajaan telekomunikasi yang vital serta memerlukan
ketersediaan tanah, gedung serta ruang hawa.
Dalam bagan daya guna serta efisiensi penggunaan
tower telekomunikasi wajib mencermati aspek keamanan
area, kesehatan warga serta estetika area.
( Departemen Komunikasi serta Informatika, 2008).
Hingga butuh jadi atensi Penguasa Wilayah selaku
kreator kebijaksanaan di wilayah buat menata pengaturan
penempatan posisi tower telekomuikasi cocok dengan
peraturan perundang- undangan yang legal dengan tetap
mencermati sedi- segi teknis serta prinsip- prinsip
pemakaian tower bersama telekomunikasi dan harus
mencermati prinsip- prinsip aturan mengurus rezim yang
bagus, dicoba dengan metode yang tembus pandang dan
dengan mengaitkan kedudukan dan warga dalam menentukan
kebijaksanaan buat penyusunan ruang yang efesien serta efisien demi
kebutuhan biasa.
Dalam( Departemen Profesi Biasa, 2011), terdapat
persyaratan biasa yang butuh dicermati dalam
pembangunan tower, ialah:
1. Mutu Layanan Telekomunikasi. Sebab posisi menara
menjamin guna mutu layanan telekomunikasi.
2. Keamanan, keamanan serta kesehatan. Posisi menara
tidak mematikan keamanan, keamanan, dan
kesehatan masyarakat sekelilingnya.
3. Area. Posisi tower tidak membagikan dampak
minus kepada area, bagus yang diakibatkan oleh
kehadiran raga tower ataupun infrastruktur pendukungnya.
4. Estetika ruang. Posisi tower tidak memunculkan dampak
penyusutan mutu visual ruang pada posisi tower dan
area sekelilingnya.