Gangguan Petir Tower Transmisi

Kendala Petir Pada Menara Transmisi

Gangguan Petir Tower Transmisi , Dengan keinginan tenaga listrik yang terus menjadi bertambah, hingga dibutuhkan sesuatu sistem daya listrik yang bisa bertugas dengan cara maksimal. Sistem daya listrik menuangkan energi dari generator daya listrik ke pelanggan lewat jaringan daya listrik yang terdiri dari saluran transmisi serta penyaluran. Distribusi energi listrik dengan saluran hawa tekanan besar( SUTT) sering- kali lewat wilayah dengan kemampuan tangkapan petir yang lumayan besar, bisa hadapi kendala dampak tangkapan langsung.

baca juga :

Ukur Tulangan Batu Dengan Rebar Scan

Standard Pengujian Hammer Test

Alat Mengukur Keretakan

Petir terjalin sebab terdapatnya cara peluruhan bagasi ion dampak terdapatnya perbandingan potensial antara awan serta alam( Cloud to Ground) ataupun dengan awan yang lain( Cloud to Cloud) Cara terbentuknya bagasi pada awan sebab ia beranjak lalu menembus dengan cara tertib, serta sepanjang pergerakannya ia hendak berhubungan dengan awan yang lain alhasil bagasi minus hendak terkumpul pada salah satu bagian( atas ataupun dasar), sebaliknya bagasi positif terkumpul pada bagian kebalikannya. Gangguan Petir Tower Transmisi

Bila perbandingan potensial antara awan serta alam lumayan besar, hingga hendak terjalin pengasingan bagasi minus( elektron) dari awan ke alam ataupun kebalikannya buat menggapai balans. Pada cara pengasingan bagasi ini, alat yang dilewati elektron merupakan hawa. Karakter petir Cloud to Ground dibagi jadi 2, ialah: 1. Cloud to Ground Positif, dimana bagasi positif di bagian atas awan mengalir ke alam yang bermuatan minus. Gangguan Petir Tower Transmisi

2. Cloud to Ground Minus, dimana bagasi minus yang terkumpul di bagian dasar awan mengalir ke alam yang bermuatan positif Tangkapan petir yang hal sistem daya listrik hendak memunculkan tekanan lebih. Tekanan lebih ini hendak mematikan perlengkapan bila didiamkan mengalir pada sistem serta teralirkan ke bobot. Gangguan Petir Tower Transmisi

Tekanan lebih merupakan tekanan yang terjalin pada kawat penghantar tekanan besar, oleh sebab terdapatnya penyuntikan tenaga dengan cara seketika pada kawat itu. Tekanan itu cuma bisa ditahan buat durasi terbatas dimana tekanan lebih itu ialah tekanan pancaroba( transient) dari situasi tidak normal ke situasi wajar. Salah satu kendala dari luar sistim merupakan tangkapan petir, bagus dengan cara langsung ataupun tidak langsung hal kawat penghantar ataupun kawat tanah dari saluran hawa tekanan besar. Gangguan Petir Tower Transmisi

Buat mencegah kawat- kawat fasa dari tangkapan petir pada menara dipasangkan kawat tanah( ground wire). Kendala yang diakibatkan oleh tangkapan langsung( direct stroke) pada kawat tanah saluran hawa tekanan besar merupakan kejadian back flashover. Arus petir yang mengambil pada menara ataupun kawat tanah hendak menimbulkan gelombang berjalan selama kawat tanah setelah itu arus surja petir hendak mengalir ketanah lewat menara transmisi. Menara transmisi yang pada kondisi wajar memiliki potensial yang serupa dengan potensial alam hendak hadapi ekskalasi tekanan sebab mengalirnya arus surja petir pada impedansi surja menara, impedansi surja kawat, serta ketahanan pentanahan. Kejadian back- flashover terjalin apabila tekanan pada isolator saluran lebih besar ataupun serupa dengan tekanan kritis lonjak api( critical flashover) ataupun BIL Isolator alhasil lonjak api terjalin pada isolator itu. Kejadian back- flashover ini dipengaruhi oleh tingginya angka narapidana pentanahan menara transmisi dan tingginya angka induktansi Menara.

Kalkulasi Tekanan Dorongan Petir Sehabis Aplikasi Down Conducter Pada Menara AA+6 dengan Induktansi Menara 1 uH atau meter tanpa memakai direct grounding.

Anggapan patokan arus pucuk petir= 40 kA

Anggapan patokan arus petir di atau dt= 30 kA atau ms

Narapidana pentanahan( R)= 5Ω

Induktansi menara= 1 mH atau m

Jarak Cross Arm fasa paling atas dengan tanah= 38 m

BIL isolator 150 KV= 650 KV

Tekanan dorongan yang ditimbulkan:

U= R∙ i+ L∙ di atau dt

U=( 5Ω x 40 kA)+( 38 meter x 1 mH atau meter x 30 kA atau ms)

U= 200 kV+ 1140 kV

U= 1340 kV( melewati BIL isolator 150 KV)

Kalkulasi Tekanan Dorongan Petir Sehabis Aplikasi Down Conducter Pada Menara AA+6 dengan Induktansi Menara 1 uH atau meter dengan memakai direct grounding.

Anggapan patokan arus pucuk petir= 40 kA

Anggapan patokan arus petir di atau dt= 30 kA atau ms

Narapidana pentanahan( R)= 5Ω

Induktansi Menara= 1 mH atau m

Induktansi NA2XSY= 0. 5 mH atau m

Keseluruhan Induktansi Menara atau atau NA2XSY=( 1×0. 5) atau( 1+0. 5)= 0. 333 mH atau m

Jarak Cross Arm fasa paling atas dengan tanah= 38 m

Tekanan yang ditimbulkan:

U= R∙ i+ L∙ di atau dt

U=( 5Ω x 40 kA)+( 38 meter x 0, 333 mH atau meter x 30 kA atau ms)

U= 200 kV+ 380 kV

U= 580 kV( dibawah BIL isolator 150 kV)

Bila narapidana pentanahan di menara dalam situasi bagus(< 5Ω), hingga tekanan yang ditimbulkan kian jauh dibawah BIL isolator

Akhirnya ialah dalam tingkatkan keandalan perlindungan petir merupakan dengan kurangi kemampuan terbentuknya Kejadian back- flashover semacam; 1. Akumulasi ROD Pentanahan sedalam 3 m buat membenarkan angka narapidana pentanahan serta melaksanakan pemasangan direct grounding dengan support isolator buat kurangi angka narapidana serta induktansi Menara.

baca juga:

Mengapa Negara kekurangan Insinyur atau Sarjana Teknik Sipil

Apa Sih EPC Itu

Definisi Surveyor Telekomunikasi

 

Leave a Comment