Audit DED

Belajar dari Kasus Underpass Darmo: Audit DED Harus Lebih Ketat

Ketika Infrastruktur Gagal Menjawab Ekspektasi

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus Audit DED Underpass Darmo Surabaya mencuri perhatian publik. Proyek ini dirancang untuk mengatasi kemacetan sekaligus menjadi simbol kemajuan infrastruktur kota. Namun, kenyataannya berbeda. Alih-alih menjadi solusi, underpass tersebut justru menciptakan persoalan baru.

Masalahnya tidak berhenti pada banjir saat hujan deras. Banyak pihak menyoroti lemahnya perencanaan teknis. Dengan kata lain, proyek ini tidak berhasil memenuhi harapan karena perencanaannya menyisakan banyak celah.

Salah satu aspek penting yang muncul dalam evaluasi adalah Dokumen Engineering Detail (DED). Banyak pihak menduga bahwa dokumen ini belum memenuhi standar teknis yang ideal. Kasus ini pun mengingatkan kita bahwa audit terhadap DED harus dilakukan dengan lebih ketat dan menyeluruh. Jika tidak, proyek infrastruktur publik bisa merugikan masyarakat sekaligus membebani keuangan negara.

Apa Itu DED (Detail Engineering Design)?

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu audit DED. DED (Detail Engineering Design) merupakan dokumen teknis yang berisi detail desain dan spesifikasi teknis suatu proyek konstruksi. Di dalamnya terdapat gambar kerja, volume pekerjaan, spesifikasi material, analisis struktur, sistem drainase, hingga perhitungan anggaran biaya.

Dengan kata lain, DED adalah cetak biru proyek. Semua tahapan proyek — mulai dari pengadaan, konstruksi, hingga pemeliharaan — sangat bergantung pada akurasi dan ketelitian dokumen ini. Apabila tahap DED dilakukan secara asal-asalan, maka bukan tidak mungkin seluruh proyek akan bermasalah di kemudian hari.

Baca Selengkapnya: Audit DED Proyek: Pengertian dan Tujuannya dalam Infrastruktur

Kasus Underpass Darmo: Cerminan Lemahnya Proses DED?

Jika kita menelusuri kronologi kasus ini, terlihat jelas bahwa perencanaan proyek mengalami kelemahan serius. Saat hujan mengguyur kota, underpass tersebut mengalami genangan air parah dan sistem drainasenya gagal berfungsi.

Para pengamat infrastruktur memberikan kritik tajam. Mereka mengidentifikasi beberapa masalah utama, seperti:

  • Tim perencana tidak menyesuaikan sistem drainase dengan potensi curah hujan ekstrem.

  • Mereka juga tidak menguji skenario banjir secara komprehensif.

  • Spesifikasi pompa air dan sistem resapan yang mereka gunakan tampak jauh dari optimal.

Padahal, jika tim pelaksana mengaudit DED secara seksama sejak awal, mereka bisa mendeteksi potensi risiko tersebut lebih cepat. Situasi ini menunjukkan pentingnya melibatkan tim ahli independen yang benar-benar memahami aspek teknis dan lapangan saat mengevaluasi DED.

Mengapa Audit DED Harus Lebih Ketat?

Mungkin sebagian orang menganggap audit DED hanyalah formalitas. Namun kenyataannya, audit ini memegang peran sangat penting dalam menjamin kualitas dan keberhasilan proyek.

Berikut beberapa alasan mengapa audit DED harus diperketat:

  1. Memastikan akurasi teknis dan kesesuaian desain dengan kondisi nyata di lapangan.

  2. Mendeteksi potensi risiko sejak dini, seperti kegagalan struktur atau kerusakan lingkungan.

  3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam penggunaan anggaran negara.

  4. Menghindari pemborosan dana, akibat desain yang tidak realistis dan tidak sesuai konteks lapangan.

Dengan audit yang ketat, proyek akan memiliki fondasi yang kokoh. Sebaliknya, tanpa pengawasan yang memadai, proyek dapat menjadi bumerang — baik secara teknis maupun sosial.

Baca juga: Pengembangan DED Proyek Infrastruktur untuk Langkah Efektif

Langkah Ke Depan: Membangun Sistem Audit yang Independen dan Transparan

Agar kejadian serupa tidak terulang, pemerintah pusat dan daerah perlu mengambil langkah konkret. Salah satunya adalah dengan menetapkan standar audit DED yang lebih ketat dan melibatkan unsur-unsur berikut:

  • Tim ahli multidisiplin, seperti teknik sipil, lingkungan, dan tata kota.

  • Simulasi dan modeling teknis, termasuk analisis hidrologi dan perencanaan lalu lintas.

  • Keterlibatan publik dan akademisi, guna menciptakan transparansi dan akuntabilitas.

  • Teknologi digital, seperti BIM (Building Information Modeling), yang membantu memverifikasi desain secara detail.

Dengan pendekatan tersebut, maka proses audit akan lebih objektif, komprehensif, dan mampu meminimalkan risiko kegagalan proyek.

Penutup: Saatnya Belajar dan Berbenah

Kasus Underpass Darmo seharusnya menjadi peringatan keras bagi para pemangku kebijakan. Tujuannya bukan untuk menyalahkan, melainkan untuk memperbaiki sistem perencanaan infrastruktur secara menyeluruh.

Kita tidak bisa lagi menyepelekan Audit DED. Dokumen ini berfungsi sebagai fondasi utama proyek. Karena itu, kita harus memastikan proses audit dilakukan secara ketat, transparan, dan melibatkan pihak-pihak yang kompeten.

Dengan pembenahan ini, pemerintah bisa membangun proyek infrastruktur yang tidak hanya indah di atas kertas, tetapi juga kokoh di lapangan, tahan uji waktu, dan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

KONSULTASI GRATIS DENGAN KAIZEN KONSULTAN SEKARANG!

Audit DED Audit DED