Wawancara Konsultan: Tantangan Pengurusan SLF di Proyek Besar
Apa Itu SLF dan Mengapa Penting?
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) merupakan dokumen resmi dari pemerintah yang menyatakan bahwa sebuah bangunan memenuhi persyaratan teknis, administratif, dan laik digunakan. Dalam proyek berskala besar seperti apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan, atau kawasan industri, pengembang harus mengurus SLF bukan hanya demi kepatuhan hukum, tetapi juga demi kelangsungan bisnis dan keselamatan publik. Namun, proses pengurusan SLF di lapangan sering kali tidak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan teknis dan administratif yang harus dilalui. Untuk memahami proses ini secara nyata, kami melakukan wawancara konsultan SLF senior yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun di bidangnya.
Baca juga: Panduan SLF Depok: Regulasi Lokal & Tips Praktis Lengkap
Wawancara Konsultan: Masalah Teknis dan Lapangan dalam Proyek Besar
Dalam sesi wawancara bersama konsultan teknik Bapak Arief Wibowo—perwakilan dari perusahaan konsultan SLF di Jakarta—kami mendalami tantangan-tantangan yang paling sering terjadi saat mengurus SLF di proyek konstruksi skala besar.
1. Dokumen Teknis Sering Tidak Konsisten
“Salah satu masalah terbesar adalah ketidaksesuaian antara gambar as-built dengan kondisi aktual di lapangan. Hal ini biasanya terjadi karena tim proyek tidak memperbarui dokumen final setelah melakukan revisi desain,” jelas Arief.
Pada proyek berskala besar, perubahan desain kerap terjadi di tengah pelaksanaan. Jika tim dokumentasi tidak segera memperbarui data teknis, konsistensi dokumen akan terganggu dan menghambat proses pengajuan SLF.
2. Wawancara Konsultan: Minimnya Koordinasi Jadi Hambatan Proses SLF
Proyek besar melibatkan banyak pihak—pengembang, kontraktor, konsultan arsitektur, hingga manajemen properti. Ketika koordinasi lemah, alur informasi menjadi terhambat.
“SLF itu kerja tim. Kalau satu pihak terlambat menyerahkan data, proses keseluruhan juga ikut tertunda,” ujar Arief.
Tim manajemen proyek perlu membangun komunikasi lintas divisi secara terstruktur untuk memastikan setiap proses berjalan tepat waktu.
3. Wawancara Konsultan Menyoroti Regulasi Lokal yang Kerap Terlupakan
Tim proyek sering kali fokus pada standar nasional, namun melupakan bahwa setiap daerah memiliki regulasi teknis yang berbeda.
“Standar seperti KLB (Koefisien Lantai Bangunan) dan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) bisa berbeda antar kota. Kalau tim perencana tidak memperhatikan sejak awal, mereka bisa terpaksa mengubah desain di tahap akhir,” kata Arief.
Agar tidak terjadi penyesuaian yang mahal dan memakan waktu, tim perencana perlu memahami regulasi lokal sejak awal perencanaan.
4. Audit Teknis yang Ketat dan Mendetail
Sebelum pemerintah menerbitkan SLF, tim dari dinas terkait akan melakukan audit menyeluruh. Mereka memeriksa aspek struktural, arsitektural, MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing), hingga sistem proteksi kebakaran.
“Proyek besar memiliki kompleksitas yang tinggi, jadi tim auditor cenderung lebih detail dalam memeriksa. Kadang mereka meminta revisi pada hal-hal kecil hingga besar,” tutur Arief.
Tim proyek perlu menyiapkan semua dokumen dan bukti teknis sebaik mungkin agar bisa melewati tahap ini dengan lancar.
Strategi Menghadapi Tantangan SLF
Dalam penutup wawancara dengan konsultan, Arief memberikan beberapa saran untuk memperlancar proses pengurusan SLF:
-
Libatkan Konsultan SLF Sejak Awal: Banyak pengembang baru menghubungi konsultan saat bangunan hampir selesai. Padahal, konsultan yang terlibat sejak awal bisa membantu mengarahkan desain agar sesuai regulasi SLF.
-
Bentuk Tim Dokumentasi Khusus: Proyek besar perlu membentuk tim tersendiri yang fokus menjaga kelengkapan dan konsistensi dokumen teknis.
-
Adakan Sosialisasi Internal Tentang Regulasi: Tim proyek harus memahami peraturan daerah secara menyeluruh agar tidak ada tahapan yang terlewat atau bertentangan.
Kesimpulan
Mengurus SLF pada proyek skala besar memerlukan strategi dan koordinasi yang matang. Tantangan bisa datang dari berbagai sisi—mulai dari dokumen teknis yang tidak sinkron, koordinasi lintas tim, hingga pemahaman terhadap regulasi daerah.
Namun, dengan melibatkan konsultan sejak awal, membangun tim dokumentasi yang solid, dan memperkuat koordinasi internal, pengembang bisa mengurangi hambatan dan mempercepat proses pengurusan SLF.
Jika Anda terlibat dalam pembangunan proyek berskala besar, jangan tunda untuk memikirkan SLF. Persiapkan sejak tahap awal agar proyek Anda siap digunakan dan dinyatakan laik fungsi tanpa hambatan.
Butuh pendampingan profesional dalam pengurusan SLF? Percayakan kepada Kaizen Konsultan—partner andal Anda dalam memastikan bangunan siap fungsi sesuai regulasi.
KONSULTASI GRATIS DENGAN KAIZEN KONSULTAN SEKARANG!