Apa yang Terjadi Jika DED Disusun Tanpa Survei?

Apa yang Terjadi Jika DED Disusun Tanpa Survei?

Detail Engineering Design (DED) merupakan tulang punggung dari proses konstruksi. Tim perencana menggunakan DED bukan sekadar sebagai dokumen teknis, tetapi sebagai panduan utama dalam mewujudkan bangunan secara tepat, efisien, dan sesuai standar. Sayangnya, meskipun sangat vital, banyak tim yang masih menyusunnya secara terburu-buru—bahkan tanpa melakukan survei lapangan terlebih dahulu.Praktik ini sangat berbahaya dan bisa berujung pada kegagalan proyek, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi.

Apa dampaknya jika tim menyusun DED tanpa melakukan survei lapangan? Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai risiko dan konsekuensi yang muncul, serta menjelaskan mengapa survei menjadi pondasi utama dalam penyusunan DED yang akurat dan profesional.

Mengapa Survei Lapangan Adalah Langkah Wajib Sebelum Menyusun DED?

Survei Menghasilkan Data Riil di Lapangan

Baca Juga: Sketsa atau Strategi? Saatnya Ubah Cara Pandang Soal DED

Setiap tapak bangunan memiliki karakteristik unik—mulai dari kontur dan elevasi tanah, jenis tanah, kedalaman air tanah, hingga kondisi lingkungan sekitar. Tim wajib mengumpulkan data ini langsung dari survei lapangan yang valid dan terverifikasi—bukan berdasarkan dugaan atau asumsi. Hanya survei lapangan yang dapat memberikan informasi akurat dan terkini untuk mendukung penyusunan DED yang presisi.

Survei yang biasa dilakukan meliputi:

  • Topografi (kemiringan lahan, kontur tanah)

  • Geoteknik (jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman pondasi)

  • Hidrologi (alur air, risiko banjir, drainase)

  • Lingkungan sekitar (akses jalan, bangunan sekitar, zona risiko)

Tanpa Survei, DED Hanya Berdasarkan Asumsi

Menyusun DED tanpa survei berarti merancang bangunan tanpa fondasi semuanya terlihat rapi di atas kertas, tapi mudah runtuh saat masuk tahap pelaksanaan. Banyak perhitungan menjadi tidak relevan karena tidak mencerminkan kondisi nyata. Hasilnya? Tim berhasil menyusun gambar teknis yang terlihat rapi, tetapi proyek di lapangan tidak bisa dijalankan tanpa revisi besar-besaran.

Risiko Fatal Menyusun DED Tanpa Survei Lapangan

1. Ketidaksesuaian Desain dengan Kondisi Nyata

Contohnya, tim perancang mengasumsikan tanah keras tersedia pada kedalaman 2 meter. Ternyata, setelah ekskavasi di lapangan, tanah keras baru ditemukan di kedalaman 5 meter. Ini membuat desain pondasi tidak relevan dan memerlukan revisi besar. Hasilnya: pekerjaan ulang, keterlambatan, dan pemborosan anggaran.

2. Konflik Antar Sistem atau Infrastruktur

Tanpa survei yang memadai, sangat mungkin terjadi tumpang tindih jalur instalasi MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing), misalnya pipa air bersih melintang di jalur pondasi atau ducting AC menabrak balok struktural. Konflik seperti ini menyebabkan proses konstruksi menjadi tidak efisien dan membutuhkan banyak improvisasi.

3. Gagalnya Pengajuan Izin dan SLF

Instansi pemerintah yang memproses izin atau Sertifikat Laik Fungsi (SLF) akan menilai apakah DED sudah sesuai dengan kondisi lapangan. Ketika tidak ada survei, ketidaksesuaian data di lapangan sering kali muncul. Akibat kesalahan data, instansi perizinan bisa menolak atau meminta revisi dokumen, sehingga proyek tertunda dan risiko denda atau pembatalan pun meningkat.

4. Biaya Proyek Meledak

Tanpa data nyata, estimasi volume pekerjaan, kebutuhan material, dan metode pelaksanaan menjadi tidak akurat. Akibatnya, RAB (Rencana Anggaran Biaya) membengkak, material terbuang, dan waktu pelaksanaan bertambah. Semua ini pada akhirnya menggerus keuntungan kontraktor dan pemilik proyek.

5. Citra Profesional Kontraktor dan Konsultan Terancam

Kesalahan teknis yang muncul karena DED tidak didasarkan pada survei akan mencoreng nama baik kontraktor atau konsultan. Klien akan kehilangan kepercayaan, dan peluang proyek berikutnya bisa hilang. Dalam industri konstruksi, satu proyek gagal bisa membekas selamanya.

Solusi: Awali Setiap DED dengan Survei Profesional

Penyusunan DED yang benar selalu dimulai dengan survei lapangan secara menyeluruh. Tim survei mengumpulkan data real-time langsung dari lokasi, lalu tim perencana menggunakan data tersebut sebagai dasar dalam membuat perhitungan teknis dan gambar kerja.Data yang akurat berarti desain yang valid. Desain yang valid berarti proyek yang siap dibangun tanpa revisi besar.

Apa yang Harus Dilakukan?

  • Lakukan topografi dan geoteknik sebelum mulai menggambar DED.

  • Validasi data lapangan secara langsung ke lokasi.

  • Sinkronkan hasil survei dengan semua tim perancang (arsitek, struktur, MEP).

  • Update DED berdasarkan perubahan kondisi lapangan jika proyek tertunda.

Dengan pendekatan ini, DED yang dihasilkan akan mewakili kondisi aktual di lapangan, meminimalkan risiko, dan memperlancar seluruh proses dari pelaksanaan hingga penerbitan izin.

Kaizen Konsultan menyusun DED yang andal dengan memulai setiap proses dari survei yang akurat dan valid.

Kaizen Konsultan menyadari bahwa DED yang berkualitas hanya bisa dihasilkan melalui survei lapangan yang dilakukan secara profesional. Karena itu, kami menyediakan layanan terintegrasi yang mencakup:

  • Survei lapangan lengkap dan presisi (topografi, geoteknik, hidrologi)
  • Tim ahli multidisiplin yang mengolah data menjadi dokumen teknis yang solid
  • DED lengkap, terintegrasi, dan sesuai regulasi teknis terbaru
  • Pendampingan hingga tahap verifikasi dan perizinan (termasuk SLF)

Kami percaya bahwa proyek yang sukses dimulai dari pondasi data yang akurat. Dan itu hanya bisa dicapai dengan menyusun DED berbasis survei lapangan nyata, bukan asumsi.

Hubungi Kaizen Konsultan Sekarang!

Jangan ambil risiko mahal hanya karena ingin mempercepat proses penyusunan DED. Pastikan tim Anda menyusun setiap dokumen teknis berdasarkan data survei yang valid dan telah terverifikasi. Tim Kaizen Konsultan siap merancang DED yang presisi, aplikatif di lapangan, dan memenuhi standar verifikasi teknis.

Lainnya: Berani Bangun Tanpa DED? Siap-Siap Runtuh!

KONSULTASI GRATIS DENGAN KAIZEN KONSULTAN SEKARANG!

Audit Bangunan Pasca Bencana Audit Energi