Proyek City of Tomorrow

Proyek City of Tomorrow: Seberapa Siap Infrastrukturnya?

Di tengah derasnya arus urbanisasi dan pesatnya pertumbuhan teknologi, dunia mulai menaruh perhatian pada satu gagasan besar: Proyek City of Tomorrow. Gagasan ini bukan sekadar khayalan futuristik yang muncul dalam film atau fiksi ilmiah. Banyak negara sudah mulai merealisasikannya dan membangun kota masa depan yang sesungguhnya.

Namun, pertanyaan penting pun muncul: Apakah infrastruktur kita sudah cukup siap untuk mendukung visi ambisius ini?

Baca juga: Perencanaan Kota Berkelanjutan: Peran Audit Bangunan

Apa Itu Proyek City of Tomorrow?

Secara sederhana, City of Tomorrow adalah konsep pembangunan kota pintar (smart city) yang menggabungkan teknologi canggih, keberlanjutan lingkungan, dan efisiensi sistem. Tujuan akhirnya adalah menciptakan lingkungan urban yang tidak hanya nyaman dan aman, tetapi juga mendukung kehidupan yang berkelanjutan.

Beberapa fokus utama dari proyek ini antara lain:

  • Terhubung secara digital, memanfaatkan jaringan dan data secara optimal

  • Bersih dan ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon sebanyak mungkin

  • Berorientasi pada manusia, memastikan kenyamanan dan kesejahteraan penduduk

  • Efisien dalam mobilitas dan energi, dengan sistem transportasi dan energi yang cerdas

Sebagai contoh nyata, proyek City of Tomorrow telah berjalan di NEOM (Arab Saudi), Songdo (Korea Selatan), dan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Indonesia.

Komponen Infrastruktur Proyek City of Tomorrow yang Harus Disiapkan

Untuk menciptakan kota masa depan, kita harus menyiapkan infrastruktur yang lengkap—baik secara fisik, digital, maupun sosial. Berikut lima aspek penting yang perlu kita perhatikan:

1. Konektivitas Digital

Pertama dan terpenting, kota masa depan sangat bergantung pada jaringan internet berkecepatan tinggi dan Internet of Things (IoT). Oleh karena itu, infrastruktur seperti jaringan 5G, sensor pintar, hingga cloud computing harus tersedia secara luas.

Namun, banyak wilayah di luar Jawa masih belum menikmati koneksi internet stabil. Oleh karena itu, pemerintah dan sektor swasta harus mempercepat pemerataan infrastruktur digital ini.

2. Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi

Untuk mengurangi emisi karbon, kita perlu mengadopsi energi surya, angin, dan mengolah limbah menjadi energi. Proyek City of Tomorrow menuntut kota-kota untuk beralih ke sumber energi bersih.

Sayangnya, menurut data ESDM, pada 2024 kontribusi energi terbarukan Indonesia baru mencapai sekitar 13% dari total konsumsi nasional. Pemerintah perlu mendorong lebih banyak investasi dan inovasi dalam sektor ini.

3. Transportasi Cerdas dan Ramah Lingkungan

Kota pintar masa depan akan menggunakan mobil listrik, kendaraan otonom, dan transportasi massal yang efisien. Kita perlu membangun stasiun pengisian kendaraan listrik (EV), menyediakan jalur khusus untuk kendaraan pintar, dan mengintegrasikan sistem navigasi berbasis AI.

Semakin cepat kita mengadopsi teknologi transportasi hijau, semakin dekat kita dengan cita-cita kota yang bebas polusi.

4. Infrastruktur Data dan Keamanan Siber

Setiap sistem pintar menghasilkan dan memanfaatkan data dalam jumlah besar. Maka, kita perlu membangun pusat data (data center) yang kuat dan menerapkan sistem keamanan siber yang canggih.

Jika kita mengabaikan aspek keamanan digital, risiko serangan siber bisa mengganggu seluruh sistem kota. Karena itu, kita harus mengantisipasi sejak awal.

5. Manajemen Lingkungan dan Sumber Daya Air

Terakhir, City of Tomorrow juga sangat menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan yang cerdas. Ini mencakup teknologi untuk memantau kualitas udara, sistem pengolahan air berbasis digital, serta integrasi sistem daur ulang limbah.

Namun tentu saja, semua itu membutuhkan investasi besar dan kerja sama lintas sektor.

Seberapa Siap Indonesia?

Indonesia telah mulai mengambil langkah menuju arah ini, terutama melalui pembangunan IKN yang mengusung konsep smart, green, dan resilient city. Meskipun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti:

  • Ketimpangan digital antar wilayah

  • Terbatasnya SDM di bidang teknologi

  • Pendanaan dan kebijakan yang belum seragam

  • Adaptasi masyarakat terhadap teknologi baru

Meskipun tantangannya besar, berbagai upaya sudah mulai terlihat. Sebagai contoh, pemerintah mendorong perluasan jaringan 5G, memberikan insentif untuk kendaraan listrik, serta menerapkan kebijakan pengembangan kota pintar di beberapa daerah. Langkah-langkah ini tentu menjadi sinyal positif, meskipun masih banyak ruang untuk ditingkatkan.

Kesimpulan: Proyek City of Tomorrow Mimpi yang Bisa Dicapai Bersama

Secara keseluruhan, Proyek City of Tomorrow bukan hanya tentang menciptakan gedung tinggi dan teknologi mutakhir. Lebih dari itu, proyek ini adalah tentang membangun ekosistem kota yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.

Memang benar, saat ini infrastruktur Indonesia masih dalam tahap bertumbuh. Namun, dengan perencanaan matang, pendanaan yang tepat, dan partisipasi aktif dari semua pihak—baik pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat—kota masa depan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang sedang kita bangun bersama.

KONSULTASI GRATIS DENGAN KAIZEN KONSULTAN SEKARANG!

Proyek City of Tomorrow Proyek City of Tomorrow