DED Bermasalah? 7 Kesalahan yang Bisa Bikin Proyek Ambruk!

Apa Itu DED (Detail Engineering Design) ?

DED (Detail Engineering Design) menjadi tahap perencanaan teknis yang sangat mendetail dalam proyek konstruksi. Tahap ini mencakup gambar teknik, spesifikasi material, perhitungan struktur, serta berbagai dokumen yang memastikan proyek dapat dieksekusi dengan efisien dan sesuai standar yang berlaku.

Tanpa DED yang matang, proyek bisa mengalami kegagalan teknis, pembengkakan biaya, atau bahkan roboh sebelum digunakan. Kesalahan dalam DED berdampak pada efisiensi waktu, biaya, hingga keselamatan pekerja dan pengguna bangunan. Oleh karena itu, memahami pentingnya DED dan menghindari kesalahan dalam tahap ini sangatlah krusial bagi keberhasilan proyek.

Mengapa DED (Detail Engineering Design) Sangat Penting?

DED bukan hanya sekadar dokumen teknis, tetapi juga fondasi dari keberhasilan suatu proyek konstruksi. Beberapa alasan mengapa DED sangat penting adalah:

  1. Menjamin Keselamatan Struktur – Perhitungan yang akurat serta pemilihan material yang tepat memastikan bangunan berdiri kokoh dan aman.
  2. Efisiensi Biaya dan Waktu – Dengan DED yang baik, tim proyek dapat meminimalisir risiko perubahan desain di tengah jalan, sehingga menghindari pemborosan sumber daya.
  3. Memenuhi Standar dan Regulasi – Setiap proyek harus mematuhi standar nasional dan internasional agar mendapatkan izin serta terhindar dari sanksi.
  4. Mengurangi Risiko Konstruksi – Kesalahan dalam desain bisa menyebabkan kegagalan struktur yang berakibat fatal, baik secara finansial maupun keselamatan.
  5. Meningkatkan Daya Tahan Bangunan – Perencanaan yang detail memastikan bangunan bertahan lebih lama tanpa memerlukan renovasi besar dalam waktu dekat.

Tanpa DED yang matang, proyek bisa menghadapi masalah besar, termasuk kegagalan struktural, biaya tak terduga, atau bahkan kecelakaan fatal di lokasi kerja.

Info lainnya : Rahasia Bangunan Kuat: Pentingnya Audit Struktur

7 Kesalahan Fatal dalam DED yang Harus Dihindari

1. Perhitungan Struktur yang Tidak Akurat

Kesalahan dalam analisis beban dan perhitungan struktur dapat menyebabkan kegagalan konstruksi. Beban yang tidak diperhitungkan dengan baik berisiko mengakibatkan deformasi hingga ambruknya bangunan. Tim proyek harus menganalisis faktor seperti beban angin, gempa, dan kapasitas tanah dengan cermat agar struktur memiliki daya tahan optimal.

Contohnya, banyak insiden kegagalan bangunan terjadi akibat perhitungan yang kurang memperhitungkan faktor dinamis seperti beban gempa atau getaran mesin dalam konstruksi industri. Oleh karena itu, tim konstruksi sebaiknya menggunakan software simulasi struktur untuk meningkatkan akurasi perhitungan.

2. Pemilihan Material yang Tidak Sesuai

Menggunakan material di bawah standar atau tidak sesuai spesifikasi dalam DED bisa menyebabkan bangunan tidak memiliki daya tahan yang cukup, sehingga cepat rusak atau tidak aman. Tim proyek harus memilih material yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan beban yang akan ditanggung oleh struktur.

Sebagai contoh, dalam pembangunan tower komunikasi, pemilihan baja berkualitas tinggi dengan ketahanan korosi yang baik sangat penting. Jika tim proyek memilih material di bawah standar, umur pakai tower akan berkurang drastis dan memerlukan perawatan lebih sering, yang tentunya menambah biaya operasional.

3. Ketidaksesuaian dengan Regulasi dan Standar

Tim proyek harus memastikan DED mengikuti regulasi dan standar yang berlaku. Jika tidak, proyek bisa tertunda karena kendala perizinan atau bahkan terkena sanksi hukum. Standar seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), ISO, dan regulasi daerah wajib menjadi acuan utama dalam perencanaan konstruksi.

Pelanggaran terhadap standar konstruksi dapat mengakibatkan pembongkaran bangunan yang sudah jadi atau bahkan larangan penggunaan. Oleh karena itu, pemilik proyek dan tim perencana harus selalu memastikan bahwa setiap dokumen DED memenuhi regulasi yang berlaku.

4. Tidak Mempertimbangkan Kondisi Tanah

Struktur yang kuat bergantung pada pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah. Jika tim proyek mengabaikan studi geoteknik, pondasi bangunan bisa menjadi tidak stabil. Jenis tanah yang berbeda membutuhkan jenis pondasi yang berbeda pula.

Misalnya, pada tanah lunak seperti tanah lempung, tim proyek harus menggunakan pondasi dalam seperti tiang pancang untuk menopang beban bangunan. Jika hanya menggunakan pondasi dangkal, risiko amblasnya bangunan meningkat drastis.

5. Kurangnya Koordinasi antar Tim

Kurangnya komunikasi antara tim desain, arsitek, dan kontraktor bisa menyebabkan kesalahan implementasi yang berdampak pada hasil akhir proyek. Setiap pihak dalam proyek konstruksi memiliki peran yang saling berhubungan, sehingga koordinasi yang baik menjadi faktor penting agar tidak terjadi miskomunikasi.

Misalnya, seorang arsitek mungkin merancang desain fasad yang menarik, tetapi jika tidak berkonsultasi dengan insinyur struktur, desain tersebut bisa saja sulit diwujudkan atau bahkan berisiko tinggi. Oleh karena itu, pertemuan rutin dan sistem manajemen proyek yang baik sangat diperlukan.

6. Tidak Memperhitungkan Faktor Lingkungan

DED yang tidak mempertimbangkan faktor lingkungan seperti cuaca, gempa, atau banjir bisa membuat bangunan rentan terhadap bencana alam. Tim proyek harus mempertimbangkan pengaruh iklim terhadap material dan desain dalam tahap perencanaan.

Misalnya, bangunan di daerah tropis harus mempertimbangkan intensitas hujan yang tinggi dan kelembaban udara. Jika tidak, bangunan bisa mengalami masalah seperti korosi pada struktur baja atau pelapukan kayu yang lebih cepat dari yang diperkirakan.

7. Dokumentasi yang Tidak Lengkap

Tim proyek harus menyusun DED dengan detail yang jelas. Dokumentasi yang tidak lengkap bisa membingungkan tim pelaksana dan meningkatkan risiko kesalahan dalam konstruksi. Gambar teknik, spesifikasi material, dan metode pelaksanaan harus tersusun secara rinci agar tidak menimbulkan kebingungan di lapangan.

Salah satu masalah yang sering terjadi adalah kurangnya informasi mengenai sambungan antar elemen struktur. Jika tim proyek tidak mendokumentasikan dengan baik, tim di lapangan bisa melakukan improvisasi yang justru berisiko terhadap keselamatan konstruksi.

Solusi untuk Menghindari Kesalahan dalam DED

Untuk memastikan DED yang berkualitas dan bebas dari kesalahan fatal, pertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Gunakan Teknologi Modern

  • Software desain dan simulasi seperti AutoCAD, SAP2000, dan Tekla Structures dapat meningkatkan akurasi perhitungan dan desain.

2. Lakukan Quality Control (QC) Secara Ketat

  • Setiap tahap perencanaan harus melalui pemeriksaan oleh tim ahli agar kesalahan dapat diminimalisir sebelum implementasi.

3. Libatkan Konsultan Profesional

  • Menggunakan jasa konsultan yang berpengalaman, seperti Kaizen Konsultan, dapat membantu dalam penyusunan DED yang sesuai standar dan kebutuhan proyek.

4. Pelatihan dan Pengembangan Tim

  • Pastikan tim yang terlibat dalam penyusunan DED memiliki pemahaman mendalam terhadap standar konstruksi dan teknologi terbaru.

5. Evaluasi dan Review Berkala

  • Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap dokumen DED sebelum masuk ke tahap konstruksi agar semua aspek teknis dan administratif sudah terpenuhi.

Baca juga : Cara Membuat DED yang Efektif Agar Proyek Konstruksi Sukses!

Hubungi Kaizen Konsultan Sekarang!

Jangan biarkan proyek Anda berjalan tanpa perencanaan yang matang. Dapatkan layanan DED terbaik dari Kaizen Konsultan untuk memastikan proyek Anda sukses tanpa kendala. Hubungi kami melalui WhatsApp sekarang untuk konsultasi gratis dan temukan solusi terbaik untuk kebutuhan konstruksi Anda!

KONSULTASI GRATIS DENGAN KAIZEN KONSULTAN SEKARANG!

Audit Energi Audit Energi