Jumlah Tower BTS Per Kota

Berapa Jumlah Tower BTS Per Kota

Jumlah Tower BTS Per Kota

“ Operator GSM tidak butuh membuat banyak menara BTS, semacam yang dicoba mereka sepanjang ini. Satu kota lumayan 1 BTS.” Begitu klaim satu catatan yang aku baca di Internet.

Lanjut catatan ini:“ Dengan cuma 1 BTS per kota, bayaran pemodalan hendak menurun, alhasil bayaran telepon pula hendak jadi ekonomis. Tidak hanya itu, hendak menghindari kota jadi luas menara BTS.” Catatan itu setelah itu ditutup dengan kesimpulan yang membidik pada filosofi konspirasi: BTS- BTS memanglah terencana dibanyakkan supaya operator GSM mempunyai pembenaran buat meningkatkan bayaran telepon.

Pandangan yang kedengaran kritis serta cerdas. Tetapi cinta kurang cermat.

Banyak orang kelihatannya menyamakan tower BTS GSM dengan tower penyiar radio FM atau AM, yang nyaris ada di tiap kota. Satu stasiun radio FM yang memancar, tuturkan, pada gelombang 102. 3 MHz memanglah bisa diakses oleh semua kota pada umumnya cuma dengan memakai satu tower penyiar saja.

Tanda radio yang dipancarkan oleh radio FM ini merupakan tanda radio broadcast dengan komunikasi satu arah, ataupun diketahui selaku komunikasi simpleks: memancar satu arah dari tower radio ke radio akseptor di rumah- rumah masyarakat. Radio akseptor di rumah- rumah masyarakat tidak dapat berbicara dengan tower penyiar radio. Dengan komunikasi simpleks( broadcast) semacam ini memanglah tidak dibutuhkan banyak penyiar dalam satu kota. Yang diperlukan cuma energi pancar dengan tanda yang dapat mendobrak sudut- sudut kota.

Hingga di mari sedang terdapat kecocokan; apalagi standar GSM melaporkan kalau penyiar radio GSM, menara- menara BTS, wajib dapat mengucurkan tanda sepanjang 35 kilometer; Inilah jarak maksimal coverage yang dapat digapai oleh 1 BTS GSM, jauh dari lumayan buat meng- cover satu kota. Cuma dengan satu BTS ini saja semua kota dapat menyambut tanda dari satu operator khusus.

Kelainannya, sistem komunikasi radio GSM merupakan dobel penuh( full duplex): komunikasi 2 arah. BTS mengucurkan tanda broadcast, semacam stasiun radio FM, ke handphone–handphone klien. Kebalikannya handphone–handphone klien pula dapat mengucurkan tanda yang dapat serta wajib diperoleh oleh BTS- BTS. Bagus BTS ataupun hp klien memancar dengan saluran gelombang yang terpisah alhasil tidak terjalin delay ataupun interferensi.

Saluran gelombang yang digunakan oleh BTS buat berbicara dengan handphone–handphone klien diketahui dengan saluran fekuensi downlink sebaliknya saluran gelombang yang digunakan oleh hp buat berbicara dengan BTS diucap selaku saluran gelombang uplink.

Kenapa hp klien butuh berbicara dengan BTS? Ingat, hp terbuat bukan cuma memandang apakah terdapat tanda ataupun coverage saja, namun buat tujuan penting ialah melaksanakan obrolan. Buat mengawali obrolan, hp klien wajib memohon akses pada BTS, yang berikutnya hendak di- follow- up oleh BTS dengan sediakan satu rute spesial obrolan untuk klien yang memohon akses obrolan mulanya.

Dengan teknologi analog, laiknya radio FM, satu saluran gelombang cuma dapat melayani satu akses atau layanan saja. Dalam paparan tadinya, sudah dituturkan 3 akses atau layanan yang berlainan: 1) broadcast( dari BTS ke hp), 2) booking- an hp ke BTS biar diadakan akses saluran obrolan serta 3) akses saluran obrolan untuk hp yang diadakan oleh BTS sehabis hp melaksanakan bookingan akses. Dengan metode konvensional( analog), sepatutnya terdapat 3 gelombang yang wajib dipancarkan buat mengakomodasi ke- 3 wujud layanan ini. Untungnya, dengan teknologi GSM( digital) satu saluran gelombang dapat dipecah lagi sampai 8 sub saluran, yang diucap time slot( TS). Pada ilustrasi di atas, sedang ada 5 sub saluran sisa yang bisa dipakai oleh 5 klien lain buat melaksanakan obrolan.

Kesimpulan: 1 BTS, dengan satu bagian radio TRX- satu saluran gelombang dupleks-, hendak sediakan 8 time slot buat: 1) sediakan tanda coverage( 1 TS), 2) mem- booking akses obrolan( 1 TS) serta 3) sediakan saluran obrolan( 6 TS). Kita dapat berasumsi kalau maksimum cuma 6 klien dapat melaksanakan obrolan dengan cara berbarengan dalam satu BTS( dengan satu zona, satu TRX).

Bila satu kota khusus cuma mempunyai 1 BTS( 3 zona, 3 TRX), hingga seluruh hp di kota itu dapat menemukan tanda tetapi cuma maksimal 18( 6×3) klien yang dapat melaksanakan obrolan dalam durasi yang berbarengan. Klien selanjutnya yang mau melaksanakan obrolan wajib menunggu salah satu dari ke- 18 ini berakhir.

Amat jauh dari lumayan.

Ini dapat dirasakan kala tiba- tiba di sesuatu tempat terdapat peristiwa luar lazim yang menimbulkan terkumpulnya beberapa besar orang, misalnya dentuman bom, alhasil banyak orang mau melaksanakan panggilan dengan cara berbarengan. Nyata, hendak susah sekali melaksanakan ataupun menyambut panggilan telpon sebab tidak seimbangnya jumlah klien dengan kapasitas yang dapat ditawarkan oleh 1 BTS( cuma 18 orang dalam durasi berbarengan).

Supaya lebih banyak klien yang dapat dilayani, otomatis wajib lebih banyak BTS yang wajib dibentuk, sebab klien bukan cuma ingin

memandang terdapat coverage GSM saja tetapi pula mau melaksanakan panggilan telepon. Keinginan melaksanakan panggilan ini( dari hp ke BTS) ataupun kebalikannya menyambut panggilan( dari BTS ke hp) seperti itu yang menghalangi kapasitas alhasil wajib dibentuk lebih banyak lagi BTS. Nyata, terus menjadi banyak jumlah klien suatu operator, hingga hendak terus menjadi banyak pula jumlah BTS yang wajib dibentuk.

Bagian BTS serta Kapasitas Trafik

Operator tidak membuat 1 BTS cuma dengan 1 bagian radio( TRX) pada BTS itu. Sebab kapasitas berbanding lurus dengan jumlah TRX yang ada hingga, bila membolehkan, operator hendak menaruh paling- paling TRX( terkait peruntukan gelombang operator) di BTS itu, alhasil hendak melayani sebesar bisa jadi klien. Ini metode yang awal.

Strategi selanjutnya merupakan dengan membuat sektorisasi BTS, biasanya 3 zona. Tiap- tiap zona hendak ditempatkan dengan jumlah maksimal TRX. Dengan sektorisasi sejenis ini, jangkauan coverage per zona memanglah hendak mengecil, terbatas pada zona itu, tetapi coverage- nya hendak senantiasa serupa, dengan cara totalitas, bila ke- 3 zona digabung. Dengan sektorisasi, kapasitas trafik yang dapat diakomodasi 1 BTS saat ini jauh meningkat sebab terdapat jauh lebih banyak TRX yang dapat dipasang.

Pasti terdapat yang dibebani, sesungguhnya ke- 2 pihak dibebani, bila hingga terdapat coverage yang lenyap sebab sektorisasi ini, walaupun kapasitas trafik meningkat banyak. Gimana triknya melaksanakan sektorisasi alhasil tidak terdapat coverage yang lenyap( blank spot)? Supaya seluruh zona di dekat BTS dapat menyambut coverage hingga antena yang memancar wajib mampu memancar 360 bagian, ialah ke seluruh arah. Antena tipe ini diucap selaku antena omni. Antena omni dipasang pada BTS yang tidak menginginkan sektorisasi. Buat BTS dengan sektorisasi, bagian pancar antena( mendatar beamwidth, HBW) wajib diatur alhasil keseluruhan jumlah bagian pancar dari tiap antena zona pada BTS itu sangat kurang 360 bagian.

Jumlah maksimal TRX yang dapat terpasang pada tiap TRX terkait peruntukan gelombang yang dipunyai oleh operator. Pemograman wajib dicoba alhasil frequency reuse dari TRX- TRX ini sedang menjamin mutu minimal tanda( co- channel serta adjacent channel interference) yang disyaratkan. Operator dengan 37 saluran gelombang, misalnya, sangat tidak wajib membagikan batasan maksimal 4 TRX pada tiap zona ataupun keseluruhan 12 TRX per BTS alhasil agunan mutu ini bisa digapai.

Kala beberapa klien mendiami saluran trafik sepanjang durasi khusus hingga kalkulasi trafik yang berjalan sebab obrolan ini bisa diukur. Dasar buat mengukur trafik obrolan diucap Erlang. 1 Erlang merupakan jumlah trafik yang berjalan kala 1 klien mendiami 1 saluran obrolan sepanjang 1 kurun durasi referensi( detik, menit ataupun jam). Bila durasi referensi merupakan menit hingga 1 Erlang merupakan kala 1 klien mendiami satu saluran obrolan( 1 TS) sepanjang 1 menit. Begitu pula, bila durasi referensi merupakan jam hingga 1 Erlang merupakan kala 1 klien mendiami satu saluran obrolan( 1 TS) sepanjang 1 jam. Tetapi umumnya yang dijadikan referensi merupakan trafik per jam.

Kalkulasi sederhananya merupakan selaku selanjutnya: katakanlah terdapat 50 klien yang melaksanakan panggilan, dengan pada umumnya panggilan 5 menit pada satu BTS. Berapa Erlang- kah( per jam) trafik pada BTS itu? Kalikan 50 obrolan dengan 5 menit setelah itu dipecah 60( 1 jam= 60 menit) hasilnya merupakan 50*5 atau 60= 4. 17 Erlang. Dapat disimpulkan pada BTS itu terdapat 4. 17 klien yang melaksanakan obrolan lalu menembus sepanjang sejam. Cermati, memanglah terdapat 50 klien yang melaksanakan obrolan tetapi pada umumnya obrolan cuma 5 menit sementara itu durasi referensi kita merupakan per jam.

info penting : Tipe Tipe Menara Base Transceiver Station( BTS) serta Bagian berarti yang harus dipunyai oleh suatu Menara BTS

Desain Tower Base Transceiver BTS

Bagaimana Cara Mengurangi Dampak Tinggal di Dekat Menara SUTET

Saat sebelum membuat BTS di sesuatu zona khusus, operator hendak melaksanakan survei kepada jumlah potensial klien, alhasil dapat dengan cermat memasang jumlah TRX pada tiap- tiap zona BTS. Mengapa tidak saja dipasang TRX paling- paling sekalian? TRX yang kelewatan merupakan inefisiensi pangkal energi, bagus CAPEX ataupun OPEX. Kebalikannya pula, operator tidak membutuhkan TRX yang terpasang tidak sanggup mengakomodasi jumlah potensial klien di sesuatu zona khusus.

Gimana operator dapat balance dalam membagikan jumlah TRX? Prinsipnya, operator mau mengoptimalkan kemampuan kapasitas TRX yang dipasangnya. TRX- TRX lain dalam zona BTS, tiap- tiap 8 TS, yang seluruhnya dialokasikan buat saluran obrolan klien dapat menampung 8 obrolan sekalian. Ini kemampuan maksimum yang dipunyanya. Faktanya TRX yang terdapat tidak tiap dikala terisi penuh. Pada jam- jam khusus kanal- kanal trafik lebih banyak kosong, namun kebalikannya pula pada jam- jam khusus jumlah klien yang mau mengakses saluran trafik itu jauh lebih banyak dari kapasitas yang ditawarkan alhasil terjalin blocking. Tidak hanya itu, klien mengawali serta memberhentikan obrolan tidak senantiasa berbarengan.

Operator tidak cuma membenarkan berapa kapasitas TRX yang diperlukan pada kondisi trafik wajar namun pula lumayan fleksibel buat mengakomodasi lonjakan trafik pada jam- jam padat jadwal. Buat melaksanakan itu terdapat rancangan yang diketahui selaku Grade of Service( GOS) ataupun kategori layanan. GOS memastikan berapa banyak potensial trafik klien yang tidak dapat diakomodasi per seratus klien. Bila dibilang GOS- nya merupakan 2% berarti hendak terdapat 2 klien yang ditolak pada tiap 100 panggilan sepanjang 1 referensi durasi.

Saat ini, ilustrasi hitung- hitungan: berapa banyak jumlah TRX trafik( TCH) yang wajib diadakan oleh operator bila ada pontensi trafik 100 Erlang dengan GOS 5%? Traffik 100 Erlang berarti hendak terdapat 100 klien yang mendiami saluran trafik( TS) di TRX TCH lalu menembus sepanjang sejam penuh, serta hendak terdapat 5 klien potensial

yang tidak dapat mendiami saluran trafik.

baca juga

Menghitungnya bisa mengenakan metode Erlang B yang telah diadakan dalam wujud bagan ataupun kalkulator Erlang B( runyam dengan metode buku petunjuk). Pada ilustrasi kita di atas, inputan informasinya merupakan 100 Erlang serta GOS 5%: dengan memakai bagan atau kalkulator Erlang B, hasilnya operator wajib sediakan sebesar 105 TS ataupun kurang lebih 14 TRX TCH( 105 atau 8) buat keinginan trafik ini( dengan anggapan memakai full rate). Bila jumlah potensial klien meningkat di atas 100 Erlang hingga TRX wajib ditambah, bila tidak hendak terjalin banyak blocking, spesialnya pada jam- jam padat jadwal.

Lukisan 3: Erlang B Calculator.( Pangkal: http: atau atau www. erlang. com)

Inilah alibi operator wajib membuat lebih banyak BTS ialah buat mengakomodasi lebih banyak klien, serta pasti saja tingkatkan revenue- nya.

Logical Channel Pada TRX GSM

Tidak seluruh TS dalam TRX bisa dipakai selaku saluran trafik obrolan klien( TCH). Terdapat TS yang wajib dialokasikan cocok dengan kewajiban tiap- tiap logical channel. Logical channel TCH pasti saja berperan selaku saluran buat klien melaksanakan obrolan. Lewat logical channel ini operator memperoleh revenue voice- nya.

Tidak hanya itu, terdapat 2 logical channel lain yang dituturkan tadinya dengan gunanya: 1) logical channel yang hendak digunakan oleh BTS buat sediakan tanda–logical channel ini diucap selaku Broadcast Control Channel ataupun BCCH-; 2) Logical channel yang hendak digunakan oleh hp buat memperoleh akses obrolan ke BTS–logical channel ini diucap Random Access Channel ataupun( RACH). Ini cuma sebagian dari logical channel yang ada buat melaksanakan guna komunikasi GSM.

Sebagian, namun tidak seluruh, hendak dijabarkan di mari. RACH digunakan oleh hp yang hendak melaksanakan panggilan saja. Bila hp itu menyambut panggilan hingga BTS hendak memakai logical channel yang diucap Paging Channel( PCH) buat memberitahu hp itu. Bila hp itu menanggapi panggilan BTS, lewat PCH,

hingga BTS hendak sediakan 1 logical channel untuk hp buat melaksanakan perencanaan panggilan, yang diucap Stand Alone Dedicated Control Channel ataupun SDCCH.

Tidak hanya menolong TCH, SDCCH pula merupakan saluran yang digunakan buat mengirim serta menyambut SMS.

Tiap zona BTS wajib mempunyai saluran BCCH tiap- tiap. Bila 1 BTS mempunyai 3 zona hingga BTS itu harus mempunyai 3 BCCH. Sesungguhnya BCCH memastikan kedaulatan serta bukti diri sesuatu zona alhasil jadi istimewa. Tidak hanya BCCH, 1 zona wajib mempunyai sebagian saluran SDCCH. Lebihnya dapat dipakai selaku saluran trafik yang menciptakan duit.

Dengan ilustrasi simpel lagi, bila 1 zona BTS mempunyai 4 TRX( tiap- tiap 8 TS) hingga selanjutnya kurang lebih penjatahan logical channel- nya: pada TRX I hendak ditempatkan BCCH serta SDCCH. 1 TS buat BCCH, 2 TS buat SDCCH serta sisa 5 TS pada TRX I serta 3 TRX yang lain hendak digunakan seluruhnya buat TCH, alhasil keseluruhan TS TCH terdapat 5+ 3×8= 29 TS.

Gimana dengan RACH& PCH yang dituturkan tadinya? Dengan cara bergantian mereka hendak mengenakan TS yang dipakai SDCCH alhasil tidak turut dihitung selaku TS spesial. Mungkin hendak terdapat logical channel lain yang mau digunakan di zona itu semacam logical channel buat cell broadcast( CBCH) ataupun logical channel buat GPRS serta EDGE( PDCH). Akumulasi logical channel hendak kurangi saluran TCH dengan cara totalitas.

 

Leave a Comment